Senin, 19 Maret 2012

REFORMASI ALA AMIEN RAIS



Reformasi. Kata ini begitu melekat dengan sosok Amien Rais. Pria kelahiran 26 April 1944 ini dikenal karena komentar-komentarnya yang keras di era pemerintahan Suharto. Amien Rais dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. Ia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia.
Amien Rais kemudian menjadi salah satu tokoh yang terus meneriakkan reformasi. Ia bahkan pernah mendapat ancaman pembunuhan. Tahun 1998, gelombang reformasi yang terus bergulir mencapai puncaknya saat empat mahasiswa meninggal dunia. Para mahasiswa dari berbagai universitas kemudian bersatu dan melakukan perlawanan dengan turun ke jalan. Mereka kemudian berhasil menduduki Gedung MPR dan DPR dan menuntut adanya reformasi total di berbagai bidang. Hingga akhirnya Suharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden setelah 32 tahun berkuasa.

 
Pada bulan Agustus 1998, bersama dengan 50 tokoh lainnya, Amien Rais mendeklarasikan berdirinya Partai Amanat Nasional. Pada bulan November 1998, Amien Rais kembali menyatakan sikapnya soal reformasi dan mengadakan pertemuan di Ciganjur bersama tokoh-tokoh besar lainnya yaitu Gus Dur, Megawati dan Sultan Hamengkubuwono X
Babak baru kehidupan demokrasi di Indonesia terus mengalami perubahan mengikuti agenda reformasi. Pada tahun 1999, Pemilihan Umum (PEMILU) pertama kali diadakan di era reformasi. Partai Amanat Nasional (PAN) yang didirikan oleh Amien Rais ikut menjadi salah satu partai yang menyemarakkan pesta demokrasi. Meskipun dimotori oleh “sang reformis” sebagai partai baru, PAN ternyata hanya berhasil menduduki peringkat kelima dalam perolehan suara pemilu 1999.
Amien Rais yang pernah mendapat julukan “King Maker” ini tidak serta merta kehilangan dukungan. Ia kemudian mendirikan poros tengah sebagai penyeimbang kekuatan Golkar dan PDIP. Poros Tengah kemudian berhasil mengantarkan Gus Dur menjadi presiden RI ke-4. Amien Rais sendiri kemudian terpilih menjadi Ketua MPR periode 1999-2004.
Setelah masa jabatannya berakhir sebagai Ketua MPR. Amien Rais kemudian maju dalam bursa calon presiden 2004 bersama dengan Siswono Yudhohusodo sebagai wakilnya. Untuk pertama kalinya rakyat Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih langsung presiden dan wakilnya.
Setelah melalui dua putaran pasangan SBY dan JK unggul dalam perolehan suara dan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
Paska kegagalannya dalam bursa pilpres 2004, sosok Amien Rais kemudian lebih banyak menghiasi media massa dengan komentar-komentarnya yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
Namun beberapa tahun terakhir ini, kita jarang mendengar komentar-komentar Amien Rais mengenai berbagai masalah peting yang menimpa bangsa ini? Apakah Amien Rais sudah tidak se-vokal dulu saat reformasi pertama digulirkan? Kemana Amien Rais?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar